Ada beberapa
keuntungan dari berinvestasi di properti yang menjadikan bisnis ini sebagai
salah satu cara terbaik untuk mengembangkan uang.
1) Risiko yang relatif lebih kecil – tidak ada
investasi yang tidak berisiko, namun investasi properti bisa dibilang lebih
aman dibanding instrumen investasi finansial. Mengapa? Karena Anda dapat
mengelola sendiri investasinya sehingga kendali sepenuhnya di tangan Anda.
Tentu risiko dalam investasi properti tetap ada, seperti kemungkinan bangunan
yang rusak, penyewa yang telat membayar sewa, dan ini tetap harus diantisipasi.
2) Tidak terlalu terpengaruh oleh faktor eksternal –
dibandingkan dengan instrumen investasi finansial seperti saham atau obligasi
yang nilainya sangat fluktuatif dipengaruhi oleh situasi ekonomi politik,
tingkat inflasi dan suku bunga, investasi di bidang properti walaupun juga
terpengaruh faktor luar, tetapi perubahannya tidak akan terlalu cepat.
Misalnya, harga rumah tidak akan serta-merta berubah dalam semalam tetapi
mebutuhkan bulanan hingga tahunan untuk berubah.
3) Laba/keuntungan yang besar – investasi di
bidang properti memberikan peluang untuk mendapat keuntungan yang sangat besar.
Banyak pengusaha-pengusaha ternama dunia yang sukses berinvestasi melalui
properti. Khusus untuk pasar properti di Jakarta, peluangnya sangat
menjanjikan. Dalam kelas edukasi finansial yang diselenggarakan oleh Citibank
beberapa waktu lalu, Luke Rowe dari Jones Lang Lasalle Indonesia menyebutkan
bahwa tingkat okupansi properti komersial seperti gedung-gedung perkantoran di
Jakarta mencapai 90% yang menyebabkan harga sewa melunjak naik dengan cepat.
Begitu pula dengan pasar properti perumahan dan apartemen dengan harga beli
pada kisaran $200,000-250,000 dapat disewakan pada harga Rp20-25 juta per
bulannya. Ini akan dapat memberikan keuntungan pendapatan pada kisaran 8-10%.
Jika dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya seperti Singapura atau Hong
Kong, harga sewa di Jakarta masih jauh lebih murah. Oleh karena itu, Luke Rowe
meyakinkan bahwa untuk minimal 3 tahun ke depan, harga properti di Jakarta akan
terus naik dan tidak akan mengalami masalah oversupply.
4) Dapat menggunakan uang orang lain untuk berinvestasi –
ini adalah salah satu fitur paling menarik dari investasi properti, yaitu
sistemnya memungkinkan kita untuk menggunakan uang orang lain untuk membiayai
investasi kita. Tidak seperti investasi lain yang akan sangat bergantung pada
seberapa banyak uang tunai yang Anda miliki, investasi properti dapat dilakukan
dengan membayar uang muka saja 20-30% dari harga propertinya. Kalau kita
investasi di pasar modal, seperti saham, obligasi, reksa dana, maupun investasi
emas atau karya seni, semuanya akan sangat tergantung pada seberapa banyak uang
tunai yang kita miliki. Sedangkan investasi properti bisa dilakukan hanya
dengan 20-30% harga propertinya. Sisanya dapat dibiayai melalui pinjaman ke
bank. Implikasinya adalah dengan nominal uang yang sama (misal Rp20 juta) Anda
dapat memperoleh aset properti senilai Rp100 juta, tetapi jika membeli
investasi lain, jumlah saham/obligasi/reksadana/emas/karya seni tetap hanya
senilai Rp20 juta. Dengan demikian, investasi properti memberikan peluang yang
lebih besar dan cepat untuk melipatgandakan aset.
5) Pendapatan arus kas (cash flow) rutin
– dari hasil uang sewa, Anda dapat memperoleh arus kas rutin sebagai
pemasukan untuk menjamin kestabilan finansial Anda. Semakin banyak properti
yang Anda miliki maka akan semakin besar pula arus kas yang akan Anda terima.
Tertarik untuk terjun
ke dunia properti? Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk
memulai investasi properti?
1)
Tetapkan tujuan dari investasi Anda secara spesifik dan terukur – misalnya,
apakah tujuan Anda adalah mendapatkan arus kas rutin bulanan senilai Rp5 juta
atau membeli properti murah yang diproyeksikan akan naik 5 kali lipat harganya
setelah 10 tahun ke depan.
2)
Tentukan jenis properti yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut – apakah
rumah tinggal, apartemen, rumah kost-kostan, bangunan komersial, dan lain sebagainya.
3) Lakukan
riset tentang properti yang akan Anda beli – survey informasi mengenai
lingkungan lokasi, keamanan, fasilitas, akses, tingkat kenaikan harga selama
beberapa tahun ke belakang, proyeksi ke depan, segala kelebihan maupun
kekurangan dari kepemilikan properti tersebut sehingga Anda juga dapat
mengantisipasi risiko yang terkait.
4) Lakukan
riset tentang suku bunga, kenaikan harga properti secara umum, dan harga sewa,
terutama jika Anda berencana untuk menggunakan pembiayaan dari bank. Bandingkan
berbagai pilihan skema pembiayaan yang ada dan pilihlah yang paling aman dan
menguntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar