Selasa, 10 Juni 2014

IPK, organisasi atau pengalaman kerja, mana yang lebih penting ?



“percayalah IPK bukan segala-galanya.. banyak temen gw yang bisa sukses meskipun IPKnya kecil”
Index Prestasi Kumulatif, sebuah tolok ukur paling gamblang untuk menggambarkan prestasi seseorang semasa Ia kuliah. Akhir – akhir ini saya mencermati adanya sebuah fenomena yang memperdebatkan mengenai peluang sukses seseorang jika dilihat dari IPK kelulusannya semasa mahasiswa. Banyak yang bilang bahwa IPK itu menggambarkan kualitas diri seseorang, sehingga nilai IPK seseorang adalah gambaran representatif akan masa depannya. Di sisi lain, tidak sedikit yang membantah dengan segudang cerita bahwa banyak orang ber IPK tinggi menganggur dan sebaliknya, orang ber IPK rendah tapi sukses dalam karirnya.
Bagi sebagian besar anak kuliahan, IPK, pengalaman organisasi dan pengalaman kerja adalah 3 hal yang secara turun – temurun digadang – gadang dari senior ke junior sebagai target utama dalam masa kuliah, karena kedua hal tersebut nantinya akan menjadi patokan masa depan yang akan didapatkan pasca lulus kuliah. Saya sendiri ketika jaman menjadi mahasiswa juga tidak tahu banyak mengenai seberapa penting ketiga hal tersebut dalam karir saya nantinya, jadi akhirnya saya hanya asal tebas saja apa yang ada di depan mata saya :P
Kembali menyorot ke ketiga “parameter kesuksesan” mata kuliah tersebut, sebetulnya seberapa penting sih ketiga hal tersebut? Menurut saya, pentingnya hal – hal tersebut dapat bergantung pada beberapa hal, salah satunya adalah target apa yang ingin kita raih pasca lulus kuliah. Nah, karena kini saya sudah dapat melihat lebih jelas, saya ingin memberikan sedikit gambaran mengenai apa saja sih yang bisa anda raih dengan pencapaian anda saat ini :)
IPK Cum Laude ( di atas 3,5, gak pernah ngulang, lulus tepat waktu)
Konon, jadi lulusan Cum Laude adalah impian setiap mahasiswa. Hanya mahasiswa cerdas dan pekerja keras yang bisa mencapainya. Konon juga, masa depan bagi para cum lauders ini sangat menjanjikan. Namun, sepengetahuan saya, hanya ada sedikit cakupan masa depan yang menuntut anda untuk cum laude, antara lain:
  • mengambil beasiswa pasca sarjana dari universitas top dunia
  • melamar pekerjaan super elit, biasanya ditawarkan oleh perusahaan multi nasional dan mendapat jalur karir yang lebih cepat ( biasanya anda juga membutuhkan pengalaman organisasi yang memadai untuk hal ini )
  • melamar anak professor untuk dinikahi :P
di luar itu, setahu saya tidak ada lagi tuntutan cum laude dari dunia karir atau akademis, jadi kalau anda tidak menargetkan hal tersebut, sebaiknya tidak perlu ngotot mengejar gelar tersebut :)

IPK Sangat Memuaskan (di atas 3)
Di bawah cum laude, standar IPK di atas 3 konon adalah batas seseorang dapat digolongkan cerdas atau tidak semasa kuliahnya dulu. Biasanya batas ini juga menjadi tolok ukur bagi sebagian besar orang tua untuk menilai anaknya sukses atau tidak. Namun, seperti halnya kasus cum laude tadi,  sebetulnnya hanya sebagian masa depan yang membutuhkan nilai sekian, antara lain:
  • melamar menjadi PNS di instansi bergengsi, misalnya Bank Indonesia, Badan Pengawas Keuangan, dll
  • melamar pekerjaan dengan percepatan jalur karir, misalnya posisi Management Trainee di perusahaan top
  • mengambil beasiswa di luar negri
  • melamar pekerjaan sesuai skill teknikal mata kuliah di perusahaan berskala nasional sebagai fresh graduate
Jadi, saya rasa kalau ada yang bilang IPK itu tidak penting, saya rasa tidak juga, karena ada pilihan – pilihan jalur masa depan yang harus dicapai dengan IPK tertentu. Namun, kembali ke permasalahan awal, jika hal – hal yang saya sebutkan di atas salah satunya adalah target anda ya berarti IPK adalah syarat mutlak yang harus anda kejar :D
Pengalaman organisasi kelas berat ( ketua BEM/Senat dkk )
Selain IPK, konon pengalaman organisasi adalah sebuah parameter yang juga sangat dilihat ketika seorang lulusan universitas melamar pekerjaan. Konon, makin tinggi jabatannya semasa organisasi, makin besar peluang dapat kerja, namun apakah begitu? Beberapa orang memang terobsesi pada dunia politik kampus hingga mengejar jabatan habis – habisan, namun jika tujuannya adalah dipajang di CV, menurut saya ada baiknya mempertimbangkan kembali, karena setau saya satu – satunya masa depan yang meminta anda untuk berorganisasi kelas berat adalah:
  • menjadi politisi muda dan menarget mencapai kursi legislatif dalam waktu singkat
Di luar itu? setahu saya sih tidak ada, jadi kalau anda menargetkan jabatan di kampus hanya untuk dipajang di CV tapi tidak berencana berpolitik sejak dini, ada baiknya anda pikir – pikir lagi deh :D
Pengalaman Organisasi Memuaskan ( sering ikut, pernah jadi kepala seksi di kepanitiaan, etc )
Nah, kalau untuk yang ini saya rasa bukan target yang sulit. Kalau dulu di kampus saya, berorganisasi itu mudah. Ada puluhan kepanitiaan di seantero kampus yang bisa diikuti, mendapatkan 1 tidak sulit donk? :) menurut saya kadar pengalaman organisasi ini adalah yang paling pas, namun sayangnya untuk mendapatkan “kesempatan – kesempatan” spesial seperti kategori sebelumnya biasanya juga menuntut IPK yang memadai. Biasanya kebanyakan pekerjaan yang menuntut pengalaman organisasi memadai adalah pekerjaan berbau percepatan karir seperti Management Trainee. Namun, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, anda perlu memiliki IPK yang cukup baik juga :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar