KLEPTOMANIA,
PENYAKIT JIWA UNTUK MENCURI
Beberapa waktu yang lalu kita sempat dikejutkan dengan adanya
berita pencurian salah satu pusat perbelanjaan di kota Purwokerto. Tak
tanggung-tanggung kerugian yang diderita mencapai puluhan juta rupiah. Karena
barang yang dicuri sekitar 71 handphone. Namun yang lebih mengejutkan tersangka
pencurinya adalah anak-anak yang baru berumur 12 tahun (Dan) serta 9 tahun
(Yan). Khusus untuk Dan sendiri, anak tersebut pernah puluhan kali berurusan
dengan aparat kepolisian karena tindakan kriminal pencurian perhiasan, uang,
motor dan lain-lain. Ayahnya juga mengatakan sudah puluhan bahkan ratusan orang
yang telah menjadi korban dari perilaku Dan. Kemungkinan besar Dan memiliki
penyakit kleptomania.
Lalu apakah yang dimaksud dengan kleptomania itu? Kleptomania
(Bahasa Yunani,κλέπτειν, kleptein, "mencuri", μανία,
mania) adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri
untuk mencuri. Kleptomania pertama kali secara resmi diakui di Amerika Serikat
sebagai gangguan jiwa pada 1960, dalam kasus di Negara Bagian California v.
Douglas Jones. Kleptomania dibedakan dari mengutil atau pencurian biasa, pada
umumnya pencuri yang melakukan pencurian dengan berorientasi pada nilainya
secara materi, atau berhubungan dengan keuntungan dan biasanya ada maksud dan
tujuan secara moneter atau direncanakan terlebih dahulu, sementara Kleptomania
belum tentu memikirkan nilai barang yang mereka curi atau bahkan sampai motif
pencurian yang terpaksa mereka lakukan.
Menurut psikolog anak dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Salatiga, Wahyuni Kristinawati Psi Msi, kleptomania atau disingkat klepto
termasuk kelompok gangguan kepribadian borderline, artinya terletak pada batas
antara normal dan psikotik. Gangguan ini adalah salah satu gangguan kontrol
impuls. Dengan kata lain, yang bermasalah adalah kemampuan mengontrol
impulsnya.
Disebut klepto jika individu tidak mampu mengendalikan diri
melakukan dorongan untuk mencuri, bukannya ketertarikan terhadap barang yang
dicuri. "Sedangkan pada tindakan mencuri yang bukan klepto, tindakan
mencuri dilakukan bukan karena ketidakmampuan menahan diri untuk mencuri,
melainkan sebab-sebab lain, misalnya karena alasan ekonomi," ujar wanita
yang akrab disapa Yuni
Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kleptomania berkaitan
dengan masalah kimia alami otak (neurotransmiter) yang disebut serotonin.
Serotonin berfungsi membantu mengatur suasana hati dan emosi seseorang. Ada
juga beberapa bukti bahwa kleptomania berhubungan dengan gangguan adiktif atau
obsesif-kompulsif.
Pemicu kleptomiania bisa disebabkan karena :
* Kejadian traumatis atau kehilangan yang membuatnya terpukul
* Bentuk pemberontakan terhadap suatu sistem
* Kerusakan otak dan keracunan CO (karbon monoksida)
* Jumlah cairan otak Serotonin yang tidak normal
* Kejadian traumatis atau kehilangan yang membuatnya terpukul
* Bentuk pemberontakan terhadap suatu sistem
* Kerusakan otak dan keracunan CO (karbon monoksida)
* Jumlah cairan otak Serotonin yang tidak normal
Sedang gejala kleptomania mencakup :
· Dorongan yang kuat dan
mendesak untuk mencuri item yang tidak perlu
· Bagi si penderita
adrenalinnya terpacu saat melakukan pencurian.
· Penderita merasa nikmat atau
puas saat mencuri
· Merasa bersalah atau malu
setelah mencuri
Perawatan
Perawatan
kleptomania biasanya melibatkan obat-obatan dan psikoterapi. Namun, tidak ada
perawatan standar untuk kleptomania, peneliti medis masih mencari pengobatan
terbaik untuk gangguan. Hanya saja fakta menunjukkan banyak penderita
kleptomania merahasiakan kelainan mereka, malu karena mereka takut untuk
dirawat.
Lantas, kapan orang tua perlu curiga dan memeriksakan anaknya ke
dokter atau psikiater? Amati bahwa jika perilakunya itu sudah mengganggu fungsi
dia sehari-hari, misalkan dalam keluarga atau di sekolah menyebabkan dia sulit
berinteraksi, suka mengambil barang teman, fungsi belajarnya terganggu. Jika
sudah demikian, ada baiknya segera memeriksakan diri agar bisa ditangani secara
profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar