Sabtu, 03 Mei 2014

KLEPTOMANIA, PENYAKIT JIWA UNTUK MENCURI


Beberapa waktu yang lalu kita sempat dikejutkan dengan adanya berita pencurian salah satu pusat perbelanjaan di kota Purwokerto. Tak tanggung-tanggung kerugian yang diderita mencapai puluhan juta rupiah. Karena barang yang dicuri sekitar 71 handphone. Namun yang lebih mengejutkan tersangka pencurinya adalah anak-anak yang baru berumur 12 tahun (Dan) serta 9 tahun (Yan). Khusus untuk Dan sendiri, anak tersebut pernah puluhan kali berurusan dengan aparat kepolisian karena tindakan kriminal pencurian perhiasan, uang, motor dan lain-lain. Ayahnya juga mengatakan sudah puluhan bahkan ratusan orang yang telah menjadi korban dari perilaku Dan. Kemungkinan besar Dan memiliki penyakit kleptomania.
Lalu apakah yang dimaksud dengan kleptomania itu? Kleptomania (Bahasa Yunani,κλέπτειν, kleptein, "mencuri", μανία, mania) adalah penyakit jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Kleptomania pertama kali secara resmi diakui di Amerika Serikat sebagai gangguan jiwa pada 1960, dalam kasus di Negara Bagian California v. Douglas Jones. Kleptomania dibedakan dari mengutil atau pencurian biasa, pada umumnya pencuri yang melakukan pencurian dengan berorientasi pada nilainya secara materi, atau berhubungan dengan keuntungan dan biasanya ada maksud dan tujuan secara moneter atau direncanakan terlebih dahulu, sementara Kleptomania belum tentu memikirkan nilai barang yang mereka curi atau bahkan sampai motif pencurian yang terpaksa mereka lakukan.
Menurut psikolog anak dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Wahyuni Kristinawati Psi Msi, kleptomania atau disingkat klepto termasuk kelompok gangguan kepribadian borderline, artinya terletak pada batas antara normal dan psikotik. Gangguan ini adalah salah satu gangguan kontrol impuls. Dengan kata lain, yang bermasalah adalah kemampuan mengontrol impulsnya.
Disebut klepto jika individu tidak mampu mengendalikan diri melakukan dorongan untuk mencuri, bukannya ketertarikan terhadap barang yang dicuri. "Sedangkan pada tindakan mencuri yang bukan klepto, tindakan mencuri dilakukan bukan karena ketidakmampuan menahan diri untuk mencuri, melainkan sebab-sebab lain, misalnya karena alasan ekonomi," ujar wanita yang akrab disapa Yuni
Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa kleptomania berkaitan dengan masalah kimia alami otak (neurotransmiter) yang disebut serotonin. Serotonin berfungsi membantu mengatur suasana hati dan emosi seseorang. Ada juga beberapa bukti bahwa kleptomania berhubungan dengan gangguan adiktif atau obsesif-kompulsif.
Pemicu kleptomiania bisa disebabkan karena :
*  Kejadian traumatis atau kehilangan yang membuatnya terpukul
*  Bentuk pemberontakan terhadap suatu sistem
*  Kerusakan otak dan keracunan CO (karbon monoksida)
*  Jumlah cairan otak Serotonin yang tidak normal
Sedang gejala kleptomania mencakup :
·       Dorongan yang kuat dan mendesak untuk mencuri item yang tidak perlu
·       Bagi si penderita adrenalinnya terpacu saat melakukan pencurian.
·       Penderita merasa nikmat atau puas saat mencuri
·       Merasa bersalah atau malu setelah mencuri
Perawatan
Perawatan kleptomania biasanya melibatkan obat-obatan dan psikoterapi. Namun, tidak ada perawatan standar untuk kleptomania, peneliti medis masih mencari pengobatan terbaik untuk gangguan. Hanya saja fakta menunjukkan banyak penderita kleptomania merahasiakan kelainan mereka, malu karena mereka takut untuk dirawat.
Lantas, kapan orang tua perlu curiga dan memeriksakan anaknya ke dokter atau psikiater? Amati bahwa jika perilakunya itu sudah mengganggu fungsi dia sehari-hari, misalkan dalam keluarga atau di sekolah menyebabkan dia sulit berinteraksi, suka mengambil barang teman, fungsi belajarnya terganggu. Jika sudah demikian, ada baiknya segera memeriksakan diri agar bisa ditangani secara profesional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar